
1. Rainbow Background

Beberapa software grafis seperti Adobe Illustrator dan Photoshop
menyediakan palette warna colorful secara default. Kita dapat memilihnya
dengan mudah tanpa harus mengerti teknik mengkombinasikan warna. Hal
ini mungkin salah satu penyebab mengapa pemula dalam desain grafis
sering kali menggunakannya sebagai background. Kombinasi warna seperti
ini memang membuat desain menjadi colorful, tapi hati-hati!, Fokus
desain kamu yang berada diatasnya malah akan sulit untuk dilihat. Selain
itu, kombinasi warna seperti ini seringkali membuat mata menjadi sakit.
2. Emboss dan Shadow

Belajar dan mempraktikkan teknik dan berbagai macam efek memang
menyenangkan, saya sendiri merasakan itu pada saat baru belajar
mendesain. Sayangnya, pemula terlalu berlebihan dalam menggunakannya
sehingga mengesampingkan fungsi utama dari desain grafis
itu sendiri, yaitu mengkomunikasikan pesan. Efek emboss dan Shadow,
apabila digunakan tidak pada tempatnya akan mengganggu keterbacaan pesan
dan dengan mudah membuat karya terkesan amatir.
3. Pemilihan Font yang Salah

Comic sans MS,
papyrus, dan Jokerman adalah font yang paling sering digunakan oleh
mereka yang awam dibidang desain grafis, termasuk pemula yang baru
belajar desain. Font-font
tersebut sangat familiar hampir dimata semua orang karena terlalu
sering digunakan. Cobalah bereksperiman dengan font lain. Ada banyak
alternatif font yang tersedia di situs-situs yang menyediakan font
gratis, dafont.com adalah salah satu yang saya rekomendasikan. Pelajari juga ilmu tipografi agar dapat menerapkan huruf secara fungsional pada desain.
4. Menggunakan Terlalu Banyak Font

Sepertinya banyak orang yang merasa hebat kalau sudah menggunakan banyak
font dalam sebuah desain. :D Batasi penggunaan font yang berlebihan.
Desain yang baik adalah desain yang memiliki kesatuan, termasuk kesatuan
dalam hal memilih huruf. Menggunakan banyak font akan menciptakan
kekacauan dan merusak kesatuan sebuah desain.
5. Kombinasi Warna yang Berantakan

Desainer pemula biasanya kesulitan dalam mengkomposisikan warna dalam
karyanya. Biasanya kombinasi warna akan terlihat 'mengganggu' atau
'tabrakan'. Solusinya adalah dengan belajar teori warna.
Perbanyak juga referensi pengetahuan kamu tentang warna dengan melihat
komposisi warna yang digunakan oleh desainer-desainer lain.
6. Mengedepankan Ego

Ekspresif adalah sifat dasar manusia, semua orang memilikinya. Tapi
sebagai desainer grafis, kita dituntut untuk mengesampingkan ego.
Belajar melihat dari sudut pandang lain dan melihat dengan cara yang
berbeda. Desain grafis berbeda dengan seni murni yang memiliki ruang bebas untuk berekspresi dan berkreatifitas. Kreatifitas dalam desain grafis bisa diwujudkan melalui pemilihan strategi, bukan sekedar didasarkan pada keinginan hati.
7. Mengabaikan Proporsional Bentuk

Proporsional bentuk bisa berarti keseimbangan sebuah bentuk. Dalam
konteks desain grafis, ini bisa berupa huruf, simbol maupun gambar (image).
Pemula seringkali mengabaikan aturan bentuk proporsional ini. Misalnya,
menarik font sesuka hati hingga merusak struktur sebenarnya yang telah
dirancang oleh desainer font tersebut. Pada gambar juga demikian,
seringkali kita menemukan gambar dalam sebuah media visual yang sudah
ditarik tanpa memperhatikan proporsional bentuk.
Kesimpulan
Kesalahan adalah hal yang wajar dalam proses pembelajaran. Hal terbaik adalah mencari solusi bagaimana cara mengatasinya. Hampir semua desainer grafis pernah melakukan kesalahan-kesalahan diatas, saya adalah satunya :D.
Bagaimana dengan kamu? mari berbagi pendapat!
2 comments:
artikel anda cukup menarik, sesaat mengingatkan saya pada pertama kali saya belajar grafis, dan apa yang termuat dalam artikel memang benar adanya...tapi kayaknya artikel ini anda copy dari situs lain tanpa ada keterangan sumbernya...terima kasih ini masukan bukan kritikan ato kripik ... aku slau merindukan masa qt dulu bersama para kapliker moga km tidak melupakanya...
Oke broo,,,
makasih sarannya
Posting Komentar